Halo teman-teman! Ini post seri galau gue yang ketiga. Setelah sekian lama, akhirnya gue mengalami suatu hal yang benar-benar membingungkan, suatu hal yang serius yang perlugue pikirkan dengan masak-masak. So, I'm in Galau now.
Mungkin di post galau gue yang pertama, kalian semua udah pada tau soal orang "jahanam" yang slelalu mengganggu hidup gue, ganggu hati gue. Gue lupa, udah berapa lama sejak post galau yang pertama, mungkin sekitar enam bulanan. Kalian juga bisa baca dari post pertama, bahwa saat itu gue udah hopeless. Hopeless, gak ada gunanya lagi semuanya. Ya, secara normal, gue akan move on dan ngelanjutin hidup gue, melupakan dia, tapi kenyataannya? Gue ga pernah jadi orang yang normal, selalu menyimpang, hal inilah yang membuatu gue kesulitan sendiri.
Bukannya berhenti, gue malah ingin mengatakan. Ya, gue memang sangat-sangat bodoh dan gak tau diri. Inilah yang membuat gue gak yakin bahwa gue pantas dengan dia. Masih banyak cewek-cewek yang ngantri dengan penuh harap dibelakangnya, suatu hal yang sangat sering gue dengar, dari mulut mereka sendiri, kepada gue.
Tapi toh kenyataannya, gue tidak pernah bisa menahan itu semua. Untuk catatan, hampir segala cara gue coba, sampai mencari seseorang baru yang bisa menggantikan posisinya. Nampaknya kakinya berpijak teralu dalam, atau malah gue yang menancapkannya teralu dalam. Lagi-lagi, ini memang selalu salah gue.
Beberapa hari ini, rasanya kembali berkobar-kobar, sudah tak tahan lagi untuk keluar. Sepertinya, semua rasanya sudah menekan ke segala arah, memaksa untuk keluar. Bahkan sudah diujung tenggorokan gue. Namun sebelum kata-kata itu keluar, berbagai nasihat mengalir dari teman-teman setia gue. Pendapatnya beda-beda. Sialan, gue bingung kalau gini caranya.
Di siang hariyang gak terduga itu, seorang teman ngomong sama gue, memberikan gue informasi yang merubah segalanya. Segala-galanya. Hopeless? Iya makin tambah. Kenapa? Banyak hal.
Intinya gue berhenti sejenak, buat kebaikan semuanya. Buat kebaikan gue, kebaikan dia, dan kebaikan semua orang. Gue tahan semua hasrat gue ini, tahan ser tahan. Teralu banyak yang gue pertaruhkan untuk berkata tiga kata keramat itu. Tahan ser.
Degan semuanya ini, gue hanya bisa berharap, seperti yang selalu gue lakukan dalam dua tahun terakhir ini. BErharap semuanya menjadi baik, dan meskipun naif, gue berharap semua bisa sesuai dengan apa yang gue impikan. Sial, kenapa harus lo coba, hah?
I'm not giving up. I'm just holding back the feelings. - @serenozora
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 comments:
Posting Komentar