Becoming something, I don't know.

It's been a while ya kawan, kawan. Hampir tepat satu bulan setelah post gue yang terakhir --> Kereeeen. Ini disebabkan bukan karena gue males ato apa (walaupun ada faktor itu juga sih sebenernya haha) tapi disebabkan oleh sebuah fenomena yang mengancam umat manusia dengan umur 14-15 tahun saja, sesutu yang hanya terjadi 3 tahun sekali, sesuatu yang bikin selalu ingin berkata aaaaargh. Apa itu? Valentine's day? Capgomeh? Atau hari lahirnya sultan abisusno hanyokrokusumo widyaningratiningsih blablabla (terkontaminasi nama oreang zaman dulu yang panjang-panjang)?

Ck, payah.

Bukan lah ya.

Sesutu yang gue maksud itu Justin Bieber kecebur got.
Oh, I Mean, modul. (hmm agak jauh ya seer)
Plus ujian praktek.
Plus UAS.

Jadi gini, depdiknas atau departemen budik kayak nanas membuat sebuah standar kelulusan baru buat angkatan gue. Ini sebenarnya agak tragis karena angkatan gue selalu dijadiin segala macam percobaan baru. Misalny waktu SD, gue adalah angkatan pertama yang mengadakan ujian nasional waktu SD (bangga). Waktu itu berarti angkatan gue menjadi percobaan pertama atas masalah UAN di SD.

Sekarang, gak jauh beda. Kalau aja angkatan gue manjadi angkatan pertama yang bikin GAK ADA UAN DI SMP. Haaaah, hidup akan jauuuuh lebih indah kawan. Bunga-bunga bermekaran, sm*sh berkeliaran (bukan bermaksud menghina para sm*shblast *peace*), burung-burung bercicit-ciutan (jelek abis), air sungai mengalir. Haaah hidup akan lebih damai.

Namun sayangnya, fantasi itu tidak pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia (lebay). Itu juga gak terjadi di angkatan gue. Bukannya ujian nasional ilang, malah syarat kelulusannya tahun ini jauuuuh dipersulit. Gue gak ngerti ya kenala Departemen Budik kayak Nanas itu demen banget nyiksa gue dan teman-teman. Karena menurut gue, syarat kelulusan tahunn ini tuh bener-bener lebai dibanding dengan tahubn0tahun sebelumnya. Ck.

-> Setiap bahan pelajaran yang jadi UAN, ada UASnya lagi (maunya apa coba? setia dong!)
-> Pelajaran yang biasanya ujian praktek doang sekarang harus ada ujian teorinya (hiks)
-> Nilai diambil dari raport kelas 7 sampai kelas 9
-> SEMUA pelajaran musti lulus, mau UAN mau UAS ataupun ujian praktek.

See?
Memang sudah takdir nak.

Nah, hal inilah membuat para guru sekali lagi sangat concern soal kelulusan SMP pada tahun ini. Sebenarnya sih gue seneng-seneng aja soalnya ujian praktek sama UAS bisa dimulai lebih dulu. Jadi pas UAN akhir april nanti, SEMUANYA UDAH BERES. Tapi ya namanya manusia ya (emang manusia?) pasti ada lelahnya juga, Minggu ini lagi zamannya ujian-ujian praktek, dan modul baru 3 kali, ya kawan 8 weeks to go. Sedih memang.

Sebenernya di post ini gue mau bicara soal masa depan (cieilaaaah). Ituloh, masa depan kayak tron legacy gitu. Ups ngawur, maksud gue masa depan sebagai seorang individu nih.

Menurut gue di umur-umur kayak gue sekarang (74 tahun) sudah saatnya mulai mikirn masa depan lo mau jadi apa, kuliahnya gimana, sama-nya gimana, blablabla. Ya ya ya hal itu memang agak mumet untuk dipikirin sekarang, belum taulah kita mau jadi apa, ngapa-ngapain aja belum becus kok. Heits, salah, justru di saat inilah kita buat perencanaan, sesuatu yang bisa bikin kita jadi becus nanti.

Banyaklah orang yang mau jadi dokter, arsitek, desainer, psikolog, guru, teknisi, pilot, dan lain-lain, secara zaman sekarang pekerjaan banyak bangeet. Toh jadi tukang belanja buat orang pun gajinya gede kok (personnal shopper buat orang-orang kaya). Gue sendiri? Sudah menjadu obsesi gue untuk menjadi seorang wartawan, diplomat, atau penulis. Hal itu sudah menjebakki pikiran gue sejak kelas 6, saat-saat dimana gue mulai jadi editor and chief buat majalah pertama yang pernah dibuat di sekolah SD gue selama SD itu berdiri.

Sebagai yang nantinya akan menjadi seorang wartawan atau diplomat, berarti jurusan kuliah yang harus gue ambil adalah Jurusan hubungan internasional atau komunikasi. Gue sudah rencanakan semua-semuanya bahkan sampai gue udah kerja nanti. Bukannya apa-apa, tapi menurut gue itu penting untuk tahu kemana tujuan lo melangkah, kemana jalur lo, jangan sampai malah keluar dari jalur kecuali terpaksa.

Waktu SMA pun kita udah diberi kesempatan mengerikan untuk memilih, mau jurusan SMA apa? IPA? IPS? Bahasa? TI? kita harus pilih dengan hati-hati karena sangat menentukan jurusan kuliah lo nanti dan gampang mudahnya lo masuk ke jurusan di kuliahan itu.

Ya, jadi menurut gue, buat semuanya yang belum pada tau mau jadi apa nanti, mulai cari-cari deh, lagi waktu luang search di internet atau perhatiin orang banyak. Tentu aja milih cita-cita
bukan cuma karena suka aja sama bidang itu namun lo harus pikirin kehidupan lo nanti baik secara finansial dan sosial. Yam ini emang agak berat, tapi harus dimulai dari sekarang.

Haha, okay enough with the serious talk.
Tapi sebenernya hari ini gue gak ada bahan lucu-lucuan siih.
Jadi cukup sampai di sini aja ya postnya, berhubung gue ngeport si perpustakaan sekolah jadi gak ebnak banget nih soalnya gue ngetiknya cepet dan bunyi keyboardnya kenceng banget gitu (ini emang bad habits gue).

Setelah ini gue bakal ngejalani interview buat tes masuk Raffles Girs School di Singapur lewat jalur scholarships. Wish me luck aja ya.

Bayangin gue jadi warga singapur?

That's all folks.
Daaah.

Seren love Big Time Rush!

0 comments: